Di era digital sekarang ini, banyak aspek dalam kehidupan kita yang berubah seiring dengan perkembangan zaman. Bahasa, budaya, ekonomi kreatif adalah yang paling signifikan dan terasa perubahannya. Tidak dapat dipungkiri, teknologi adalah hal yang paling melekat dalam kehidupan sehari-hari kita.
Apa yang terlintas ketika mendengar kata "teknologi"? Sistem informasi, akses internet, perantara komunikasi, dan lainnya. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Singkatnya, teknologi lah yang berperan penting dalam kelangsungan kehidupan kita, seperti mesin. Jika kamu pernah menonton film Bollywood yang berjudul 3 Idiots , pasti kamu mengingat part saat sang tokoh utama, Rancho, yang menjelaskan apa itu mesin dengan bahasa yang mudah dipahami. Ia menjelaskan bahwa mesin adalah ketika saat kamu merasa panas, ada alat yang dapat membuat rasa panas itu hilang, yaitu kipas angin. Ketika ingin menghubungi kerabat yang berada di tempat yang jauh, ada alat yang dapat memudahkan untuk menghubungi mereka dengan menggunakan telepon. Dan masih banyak lagi contoh lainnya.
Mungkin ini sudah kerap kali dijadikan bahan perdebatan, atau lebih tepatnya, isu yang sering diangkat dalam tiap kesempatan diskusi.
Bisa kita ambil contoh dalam kehidupan nyatanya, sudah banyak lapisan masyarakat yang "melek" teknologi. Mulai dari anak-anak, usia produktif, hingga lanjut usia. Namun, porsi penggunannya cukup berbeda. Seperti yang saya alami secara pribadi, balita pun dapat mengoperasikan gawai (gadget) yang dia miliki. Singkat cerita, saya mempunyai sepupu berusia tiga tahun. Meskipun belum bisa membaca, entah darimana dia tahu cara membuka aplikasi YouTube yang ada pada telepon genggamnya. Ya, kamu nggak salah baca kok, dia memang sudah punya gadget sendiri. Kaget? Biasa saja, ya, sepertinya. Mungkin kalau 3 atau 5 tahun yang lalu, hal tersebut masih belum terlalu banyak ditemui. Akan tetapi, sekarang sudah banyak para orang tua yang memberikan fasilitas itu kepada anak-anak mereka, yang sejujurnya menurut saya hal tersebut masih belum perlu dilakukan. Yang sangat diperlukan adalah melek teknologi bagi kita para usia produktif. Mengapa demikian? Usia kita lah yang menentukan perubahan pada bangsa. Jangan pernah jadi apatis soal hal-hal yang sedang berkembang di sekitar kita. Jika hal itu tidak menarik minatmu, seperti halnya politik, jangan pernah tutup telinga, tetaplah ambil baiknya dan buang buruknya.
Memilah hal yang disukai itu boleh, merem jangan.
Mantaps, memang harus buat bahan renungan bersama, peran teknologi terutama gawai di era ini :')
BalasHapusIya biar nggak kalah sama yg belum bisa baca tapi udah canggih teknologi :'D
Hapusya sih penggunaan teknologi yg salah kaprah menjebak kita pada pola pikir instan, kita mulai kehilangan rasa sensitifitas terhadap hal dluar kita. kita cenderung menutup diri. nice post.
BalasHapusYup, jangan sampai yg masuk ke dalam diri kita malah hal buruknya.
HapusSeharusnya anak seusia dia lebih banyak bermain petak umpet, gobak sodor, dll di luaran bersama teman2 nya, untuk perkembangan motorik sensoriknya. Juga perkembangan sosialnya. Semoga tulisanmu bisa jadi renungan untuk para (calon) orang tua. Nice post!
HapusRenungan utk kita semua supaya generasi mendatang nggak melulu pegang gadget saja ya.
HapusThanks!
Tetanggaku juga ada dins, mungkin malah belum ada 3 tahun, tapi sudah bisa foto, buka yutub, nyetel musik dll... Nah kenapa demikian? Tentu saja karena yang dia lihat setiap hari adalah pemandangan semacam itu... Jadi dia menirukan saja apa yang dilihatnya... Thanks sharing nya
BalasHapusIya Luqman, padahal kita umur segitu sibuk main ke sana ke mari sama tetangga. Baru bisa gadget palingan pas SMP :(
Hapus